Musim Kekeringan : Pengelola Wisata Di Bantul Beli Air Bersih

FAST DOWNLOADads
Download





Harianjogja.com, BANTUL– Pengeloa objek wisata di Bantul terpaksa membeli air higienis untuk menjamin kenyamanan wisatawan ketika trend kekeringan ibarat ketika ini.


Koordinator Pengelola Wisata Puncak Becici, Gandi Saputra, menyampaikan pihaknya memanfaatkan air higienis dengan membeli dari sumur bor yang ada di permukiman penduduk, namun jikalau ketersediaan air di permukiman warga berkurang, pribadi meminta pengiriman air dari wilayah Piyungan.


Kebutuhan air higienis di Puncak Becici dalam sehari sekitar satu hingga dua tangki. Tiap tangki berisi 5.000 liter dengan harga Rp75.000. “Tapi kalau trend libur dapat hingga empat hingga lima tangki,” kata Gandi, Sabtu (15/6/2019).


Sementara objek Wisata Pinus Sari dan Lintang Sewu, kata Gandi, air higienis dikirim dari wilayah Imogiri setiap harinya. Sejauh ini ia mengaku tidak ada hambatan soal air bersih. Gandi menjamin ketersediaan air higienis untuk wisatawan masih aman.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul memastikan kekeringan yang terjadi ketika ini belum terlalu berdampak terhadap sejumlah objek wisata di wilayah ini. Pengelola objek wisata sudah mengantisipasi kekeringan semenjak jauh hari.


Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto, menyampaikan semenjak awal Mei hingga pertengahan Juni ini gres mendistribusikan sebanyak 60.000 liter air higienis atau 12 tangki. Air higienis tersebut dikirim ke tiga desa, yakni Desa Segoroyoso ( Imogiri), Terong (Dlingo), dan Gilangharjo (Pandak) sesuai undangan warga.


“Sejauh ini gres tiga desa yang mengajukan pengedropan air dan sudah kami kirim untuk kebutuhan rumah tangga. Sementara untuk tempat wisata belum ada yang mengajukan,” kata Dwi.


Dwi menyampaikan menurut asumsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY trend kemarau akan terjadi hingga Agustus mendatang. Sejumlah kecamatan yang berpotensi kekeringan kibat berkurangnya curah hujan antara lain Piyungan, Sewon, Kasihan, Pleret, Bantul, Banguntapan, Imogiri, Sanden, Pandak, Kasihan, Kretek, Pundong, dan Sedayu.


Adapun sejumlah objek wisata yang berpotensi kekurangan air bersih, kata Dwi, yakni objek wisata di wilayah perbukitan terutama Mangunan dan Terong, Kecamatan Dlingo. Namun sejauh ini belum ada undangan pengiriman air higienis dari objek wisata Mangunan sehingga ia mengklaim masih aman. Jika ada lonjakan permintaan, BPBD sudah mempersiapkan ketersediaan air higienis serta armada pengangkut.


Dwi mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah organisaai perangkat tempat (OPD) dan swasta terkait dengan peminjaman armada dan ketersediaan sir bersih. Salah satunya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Selain itu, ada Dinas Sosial; Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman; Dinas Lingkungan Hidup (DLH). “Begitu ada undangan kami sudah siap,” tegas Dwi.


Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Helmi Jamharis menyatakan meski anggaran pengedropan air higienis di BPBD Bantul terbatas, namun dalam penanganan kekeringan dapat memanfaatkan dana tak terduga jikalau efek kekeringan semakin meluas.






>>Artikel Asli<<


FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url