Kementerian Cowok Dan Olahraga Setuju Dengan Aktivitas Muddai Madang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) setuju dengan salah satu kegiatan calon Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023, Muddai Madang yang tidak mengandalkan dana APBN sepenuhnya dalam menjalankan kegiatan KONI Pusat.
“Kemenpora setuju dengan kegiatan pak Muddai yang tidak mengandalkan penuh APBN dalam menjalankan roda organisasi KONI Pusat. Gaji karyawan KONI itu kan tidak bisa diambil dari APBN alasannya yaitu mereka bukan pegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot Dewa Broto dalam kegiatan Silaturahmi Bapak Muddai Madang Bersama KONI Provinsi dan Cabang Olahraga di Hotel Mulia Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.
Masalah honor karyawan itu memang menjadi trigger pengurus KONI Pusat, kata Gatot Dewa Broto, memang harus dituntaskan sehingga ke depan tidak menimbulkan masalah menyerupai yang dialami KONI Pusat ketika ini.
Dan, kegiatan untuk menghimpun dana melalui sponsot dan menjadikan olahraga sebagai industri yang dijanjikan Muddai Madang itu merupakan solusi.
Tantangan KONI Pusat ke depan, kata Gatot, memang cukup berat mengingat minimnya ketersediaan anggaran Kemenpora dalam meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.
“Dengan adanya kegiatan melibatkan sponsor dan menjadikan olahraga sebagai industri merupakan suatu terobosan yang bagus dalam mengatasi duduk masalah anggaran peningkatan prestasi olahraga,” jelasnya.
Meski setuju dengan kegiatan yang ditawarkan Muddai Maddang, Gatot menyebut pihak Kemenpora netral dalan konteks pemilihan calon Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 yang akan digelar dalam Musornaslub KONI yang akan digelar di Hotel Hilton Jakarta, 2 Juli mendatang.
“Hanya ada dua pesan Kemenpora kepada siapa pun terpilih menjadi Ketua Umum KONI Pusat dalam Musornaslub KONI nanti. Harus punya kreativitas untuk mentrigger sumber keuangan dan bisa membangun membangun dogma sehingga sponsor bisa dihimpun,” ungkap mantan Ketum KONI Sumsel ini.
Dalam sambutannya, Muddai Madang menyampaikan bila dirinya terpilih akan berusaha mengatasi duduk masalah ini (keuangan) dengan memaksimalkan dana sponsor sebagai pihak ketiga.
Memaksimalkan pihak ketiga menjadi salah satu jalan keluar, kata Muddai, itu wajib. Sebab, ada beberapa kondisi yang mengharuskan untuk dihindari penggunaan uang negara (APBN). Misal, honor karyawan. Mengingat, pegawai KONI tidak semua berstatus PNS.
“Memanfaatkan pihak ketiga ini menyerupai yang dilakukan di KOI. Biaya operasional KOI itu sudah tidak lagi memakai APBN dan patut diterapkan KONI Pusat. Semua bisa dengan maksimalkan tugas sponsor,” jelasnya.
Dalam melibatkan sponsor, kata Muddai, olahraga Indonesia harus bisa dijual. Atmosfernya juga harus kondusif. Ibarat barang, chassingnya harus dibentuk cantik. Jika sudah elok dan menarik, niscaya ada yang tertarik. Artinya, olahraga Indonesia harus berprestasi dan menghibur.
Karena itu, fokus yang akan dilakukan Muddai bila terpilih nanti yaitu menciptakan olahraga Indonesia menarik. Caranya, dengan menitik beratkan pada training prestasi.
Setiap kelompok cabang olahraga menyerupai terukur, bela diri, permainan, dan ketangkasan akan diperkuat dengan instruktur fisik, sport science, dan sport intelligence.
“Kita sudah bicara teknologi untuk pembinaan. Juga sport intelligence untuk ukur kekuatan lawan dan kita menyerupai apa sehingga bila kita punya sasaran tidak melesat jauh hingga 30 persen misalnya,” katanya.