Viral Soal Delusi Optik Bola-Bola Coklat Terlihat Beda Warna, Ini Klarifikasi Dokter Mata
KOMPAS.com – Sebuah unggahan yang menawarkan mengenai ilusi optik menjadi viral di media umum pada Minggu (16/6/2019). Apalagi, unggahan itu disertai narasi bahwa yang faktanya sama sanggup terlihat berbeda dan pentingnya menghargai perbedaan.
Unggahan itu menampilkan gambar sejumlah bola yang sepintas terlihat berwarna merah, ungu, dan hijau ditempatkan secara acak dan terpotong oleh garis berwarna merah, biru, dan hijau.
Meski terlihat berbeda warna, namun faktanya bola-bola itu semuanya berwarna coklat. Warna ini gres terlihat sesudah gambar diperbesar.
Awalnya, unggahan itu di-post oleh pengguna Twitter berjulukan Bruno’sMom, @SinthaS5. Ia menuliskan bahwa sebetulnya bola-bola tersebut berwarna cokelat, kalau warganet memperbesar (zoom) pada gambar tersebut.
Beberapa warganet pun mengaku bahwa bola-bola tersebut memang berwarna cokelat.
“Ehh busyett bener cokelat,” tulis akun @faisal_R01.
“Iya kok sanggup ya..,” tulis akun @sunartoadhie32.
“Iya betul. Koq sanggup ya?,” tulis akun @kopi_hit.
Baca juga: Pahamilah, Cara Terbaik Atasi Masalah di Area Mata
Menanggapi hal itu, seorang mahir mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dr Grimaldi Ihsan, SpM mengungkapkan bahwa perubahan warna itu dinamakan fenomena afterimage.
“Singkatnya, fenomena afterimage merupakan salah satu delusi optik di mana ketika kita lihat suatu gambar dengan warna tertentu dengan fokus dan sebagian bayangannya masih tersisa pada ketika mata berubah fokus terhadap gambar lain,” ujar dr Grimaldi ketika dihubungi Kompas.com pada Selasa (18/6/2019).
Menurut dia, lantaran perubahan fokus yang dilihat inilah yang mengakibatkan gambar seperti berubah warna atau bergerak.
Meski menjadikan delusi pada penglihatan, fenomena afterimage ini tidak sanggup diterapkan untuk tes buta warna. Jadi, delusi optik ini bukan disebabkan lantaran buta warna orang yang melihatnya atau dilakukan dalam tes buta warna.
“Setahu saya tidak. Untuk memilih tes buta warna ada investigasi lainnya, ibarat Ishihara dan Farnsworth,” ujar dr Grimaldi.
Dr Grimaldi menjelaskan bahwa pengecekan buta warna dilakukan dengan metode Ishihara, ialah angka tertentu yang terdapat dalam bulatan penuh warna.
Selain itu sanggup juga dengan screening cepat persepsi warna. Namun, penyandang buta warna tidak sanggup mengklasifikasikan jenis kelainan persepsi warnanya.
“Untuk pembagian terstruktur mengenai kelainan persepsi warna yang lebih detail sanggup dengan investigasi Farnsworth,” ujar dr Grimaldi.
Sementara, untuk pengecekan buta warna dengan metode Farnsworth dilakukan dengan menyusun urutan kotak berwarna menurut saturasi warnanya, sehingga sanggup diketahui jenis kelainan persepsi warnanya.
Dr Grimaldi mengungkapkan bahwa fenomena afterimage tidak menjadikan dampak samping apa pun.