Banyuwangi, IDN Times – Puluhan bawah umur sampai cukup umur di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupeten Banyuwangi saling menawarkan gaun atau busana berbahan bambu. Para model ini berjalan disambut penonton mulai dari panggung berlatar persawahan sampai menyusuri jalanan pedesaan, Sabtu (15/6).
1. 50 persen warga Gintangan merupakan perajin bambu
Ajang yang dikemas dalam Festival Bambu Gintangan ini juga menyajikan aneka tarian gandrung, barong dan tarian kolosan yang menceritakan usaha Agung Wilis, penguasa Kerajaan Blambangan.
Kepala Desa Gintangan, Rusdianah mengatakan, dari seluruh warga Desa Gintangan, 50 persennya merupakan perajin bambu. Lewat festival, harapannya warga Desa Gintangan dapat lebih bersemangat menjadi perajin.
“Dulu semacam produksi tradisional, kukusan, irig, kini sudah Inovasi bikin lampu, perabotan. Dan sudah menembus pasar Jakarta, Bali dan luar negeri Australia, Jepang, Korea, India,” Rusdianah.
2. Hasil karya sendiri
Festival ini, katanya sudah digelar selama tiga tahun berturut-turut. Sebelumnya masyarakat Gintangan sudah puluhan tahun menjadi pelaku kerajinan bambu.
Ragam busana fashion yang disajikan tidak kalah menarik dengan materi bahan tekstil. Perlengkapan baju sampai ornamen sayap terbuat dari bambu.
“Pembuatan kostum itu tidak perlu waktu lama, sekitar seminggu sudah jadi alasannya ialah tangan tangan mereka sudah ahli,” katanya.
Sebanyak 50 model mulai cukup umur sampai Anak-anak tampil percaya diri mengenakan kostum bambu rancangannya. Model bambunya ada yang dianyam, dibentuk melingkar dan dibiarkan utuh sesuai kreasi.
Salah satu penerima Festival Bambu Gintangan, Anita (21) membutuhkan waktu sekitar 5 hari untuk mendesain baju bambunya, lengkap dengan sayapnya.
“Kalau biaya sekitar Rp 250 ribu sudah jadi. Bahan bambu ambil dari luar, perajinnya keluarga sendiri,” katanya.
3. Menguatkan pasar kerajinan bambu
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bayuwangi, MY Bramuda menambahkan, sebagai desa penghasil kerajinan bambu pihaknya berharap ekspo unik ini dapat memgenalkan potensi Desa Gintangan sebagai pusat perajin bambu.
“Kami pilih fashion show dalam bentuk bambu alasannya ialah unik, supaya lebih dikenal dunia, biar goo internasional,” kata Bramuda.
4. Kenalkan kepada wisatawan
Saat ini, untuk mendukung penguatan pasar pengrajin di Gintangan, pihaknya akan banyak mengenalkan kerajinan bambu kepada wisatawan. Dalam event tersebut, Bramuda juga meresmikan gosip turis di sana.
“Saat ini kunjungan wisatawan ketika libur lebaran kemarin sampai bulan ini sudah mencapai 186 ribu orang. Juni ini diperkirakan dapat mencapai 200 ribu lebih,” katanya.
Baca Juga: Petani Buah Naga Semi-Organik di Banyuwangi Raup Untung Ratusan Juta