INDOSPORT.COM – Klub Persebaya Surabaya hari ini, Selasa (18/06/19), genap berusia 92 tahun. Usia ini terbilang bau tanah bagi sebuah klub Tanah Air.
Perserikatan Sepakbola Surabaya (Persebaya) berdiri pada 18 Juni 1927 dengan nama Soerabhaisasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Klub sepak bola ini didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji sebagai wadah bermain pemain lokal di Surabaya.
Sebelumnya, pada 1910 Surabaya telah mempunyai klub berjulukan Sorabaiasche Voetbal Bond (SVB). Namun klub ini didirikan oleh komunitas Belanda di Surabaya.
Pada April 1930, SIVB bersama dengan enam klub lokal lainnya mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Setahun PSSI berdiri, kompetisi perserikatan pun dimulai.
Legenda Perserikatan
Persebaya merupakan salah satu klub penting dalam sejarah sepak bola Indonesia. Bukan hanya sebagai satu dari tujuh klub pendiri PSSi, Persebaya juga dikenal sebagai tim besar yang berprestasi.
Di masa perserikatan, Persebaya menjadi salah satu pemain utama dengan meraih gelar dan bersaing di papan atas.
Sejak perserikatan pertama kali digelar (1931), Persebaya tercatat meraih lima gelar juara dan 10 kali jadi runner-up. Itu artinya Persebaya sudah tampil dalam 15 tabrak final.
Gelar juara perserikatan diraih Persebaya pada tahun 1950, 1951, 1952, 1978, dan 1988. Sementara 10 kali runner-up mereka raih pada tahun 1938, 1948, 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1981, 1987, dan 1990.
Dominasi Persebaya sangat terlihat di tahun 1970-an dan 1980-an. Pada dekade ini, mereka sering masuk ke final. Di masa perserikatan, Persebaya melahirkan bintang-bintang legendaris menyerupai Mustaqim (1985-1988), Yusuf Ekodono (1986-1997), dll.
Era Liga Indonesia
Prestasi Persebaya tak hanya berhenti di perserikatan. Memasuki masa Liga Indonesia, Persebaya juga cukup mengatakan tajinya.
Bajul Ijo tercatat meraih dua kali juara dan satu kali runner-up. Gelar juara Persebaya didapat pada tahun 1996/97 (menumbangkan Bandung Raya 3-1) dan 2004. Satu kali runner-up didapat pada 1998/99 ketika kalah 1-0 melawan PSIS Semarang di partai final.
Persebaya pada final 90-an menjadi tim yang ditakuti. Saat itu terdapat nama-nama besar menyerupai Jacksen F. Tiago, Uston Nawawi, Bejo Sugiantoro, Aji Santoso, dll.
Mereka bahkan sanggup saja mendapat juara pada animo 1998 kalau saja liga tak dilarang alasannya yaitu kondisi politik.
© emosijiwaku.com
Tim Persebaya di Liga Indonesia 1998
Persebaya kembali meraih juara pada 2004 dengan komposisi pemain menyerupai Carasco, Kurniawan Dwi Yulianto, Uston Nawawi, Anang Ma’ruf, Sugiantoro, Hendro Kartiko, dll.
Kejatuhan dan Kebangkitan
Selepas juara tahun 2004, nasib Persebaya sanggup dibilang kurang bagus. Mereka sempat mundur di tengah kompetisi 2005 alasannya yaitu diskorsing dan didegradasi ke Divisi Satu.
Setelah promosi, setahun lalu mereka tidak lolos Super Liga (ISL). Barulah pada final tahun 2008 mereka lolos ISL.
Setelah eksekusi degradasi tahun 2005, Persebaya kembali mendapat ujian berat pada 2010-2013 silam. Kala itu Persebaya mengalami dualisme yang berujung pada pembekuan dari PSSI.
Namun di masa kepemimpinan Edy Rahmayadi tahun 2017, status Persebaya kembali dipulihkan dan sanggup mengikuti kompetisi Liga 2 2017. Bajul Ijo tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan pribadi tancap gas dengan menjuarai Liga 2 dan tampil sebagai kuda hitam di Liga 1 2018.
Pada 2019 ini Persebaya Surabaya, yang dilatih oleh Djadjang Nurdjaman, tengah berusaha berdiri usai mendapat hasil kurang cantik di tiga tabrak awal Liga 1 2019. Tim Bajul Ijo ketika ini dihuni oleh pemain-pemain bintang menyerupai Hansamu Yama, Jalilov, Fandi Eko, Damian Lizio, dll.