KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sekarang resmi merumput di Bursa Efek Indonesia dengan instruksi saham BOLA sehabis melaksanakan initial public offering (IPO). Dalam sepekan semenjak IPO, harga saham BOLA telah naik 120,57% ke Rp 386 per saham pada selesai pekan ini.
Sebagai informasi, Bali United resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (17/6). Pada perdagangan hari perdana, harga saham BOLA sempat melonjak 69,14% atau mentok di auto rejection atas ke Rp 296 per saham dari harga IPO sebesar Rp 175 per saham.
Untuk mempertahankan kinerja saham, BOLA pun harus menggenjot kinerja keuangan. Direktur Keuangan BOLA Yohanes Ade Bunian Moniaga menargetkan pendapatan BOLA mencapai Rp 159 miliar pada 2019. Angka ini naik 38% dari pendapatan periode sama tahun kemudian sebesar Rp 115,2 miliar.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebesar 96% sasaran pendapatan ini berasal dari sponsorship. Tahun lalu, sponsorship menyumbang 70% pendapatan Bali United. Sementara itu, untuk keuntungan higienis BOLA menargetkan keuntungan sebelum pajak Rp 19,4 miliar dan keuntungan operasi Rp 10 miliar.
Saat ini ada sejumlah perusahaan yang menjadi sponsor BOLA di antaranya Indofood, Smartfren, Indomie, Achilles Radial, ACA Asuransi, Gojek, Torabika, Kukubima Energi, dan masih banyak lagi.
Chief Executive Officer (CEO) BOLA, Yabes Tanuri mengaku, pihaknya membuka kolaborasi dengan sponsor dengan jangka waktu kontrak 1-5 tahun. Berbicara sponsorship besar kaitannya dengan anggota fans club Bali United yang ketika ini sebanyak 100.000 orang.
Sementara pengikut di akun Instagram mencpaai 714.000 orang hingga ketika ini. “Industri bola itu seksi, bayangkan euforia fans yang fanatik,” kata Yabes kepada Kontan.co.id, Jumat (21/6)
Adapun dalam memilih sponsorship ada beberapa klasifikasi, mulai dari sponsor diamond, gold, dan silver. Terkait tarif sponsorship Yohanes tidak sanggup membeberkan. Yang niscaya kinerja dari club Bali United bakal memilih gairah sponsor.
Asal tahu saja, di Indonesia ada beberapa liga sepakbola yang cukup bergengsi, antara lain Liga Indonesia, Piala Indonesia, dan Piala Presiden. Yabes mengatakan, ketika ini fokus BOLA kepada Liga Indonesia, alasannya yaitu kejuaran itu yang paling bonafit di antara yang lain.
Tercatat, dalam Liga Indonesia ada beberapa kelas yakni, Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Dengan peringkat tertinggi ada di Liga 1. Pada Liga 1 demam isu 2019 ini, Bali United menargetkan sanggup bertengger di peringkat kelima. Pada demam isu 2018, Bali United berada pada posisi ke-11 dengan torehan 45 poin.
Sementara untuk Piala Presiden dan Piala Indonesia, Bali United menganggap sebagai ajang latihan semoga sanggup menunjukkan performa di Liga Indonesia. Bagi Yohanes, semakin anggun peringkat, maka semakin banyak investor yang akan membeli saham BOLA. “Kami melihat banyak sekali klub profesional di luar negeri menyerupai Manchester United (MU), mereka tidak selalu sanggup meraih peringkat atas tapi sahamnya bagus,” tutur Yabes.
Selain sponsorship, BOLA mempunyai sumber pendapatan yang beragam. Mulai dari tiket, hak siar televisi, sponsor, penjualan merchandise melalui toko menchandise, penjualan masakan dan minuman melalui kafe, playland, akademi sepak bola, media, marketing, agency, dan e-sport.
Yabes mengatakan, BOLA akan menggenjot kinerja semua anak usahanya. “Rata-rata anak perusahaan masih baru. Pasti kami akan genjot semuanya itu,” kata Yabes.
Tapi, bisnis merchandise sudah berjalan semenjak 2016, sehingga dibutuhkan menjadi kontributor pendapatan terbesar sehabis sponsorship. Kemudian diikuti oleh bisnis agency. Yohanes bilang, BOLA berencana perluasan dengan membuka kafe baru.
Di sisi lain, BOLA juga telah mempunyai banyak sekali planning atas penggunaan dana IPO yang sebesar Rp 350 miliar akan digunakan untuk belanja modal, pengembangan anak usaha, dan modal kerja.
Bali United akan memakai 60,5% dana IPO untuk modal kerja. Antara lain untuk merekrut pemain dan instruktur yang profesional, penyelenggaraan event serta operasional klub, megastore, dan perguruan tinggi sepak bola. Dana ini juga akan digunakan untuk cedera pemain, pergantian, dan kesejahteraan pemain.
Yabes tak memungkiri ke depan sanggup saja merekrut pemain dan instruktur dari klub sepakbola lain atau transfer pemain. Hal ini dibutuhkan sanggup mendukung kinerja Bali United untuk mencetak gol. Adapun pemain unggulan Bali United ketika ini yaitu Irfan Bachdim pemain dengan nomor punggung 10 dan Fadil Sausu dengan nomor punggung 14.
Kemudian, sebanyak 19,1% akan digunakan untuk belanja modal. Selanjutnya, sebanyak 20,4% akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan entitas anak. Yabes mengatakan, pihaknya ingin terus berinovasi baik di bidang sepak bola maupun industri olahraga dan hiburan secara luas.
Reporter: Yusuf Imam Santoso
Editor: Wahyu Rahmawati
Video Pilihan