Desa Lamajang Dibidik Jadi Desa Wisata Andalan Nasional
SOREANG, (PR).- Kementerian Pariwisata RI membidik Desa Lamajang, Kecamatan Kecamatan Pangalengan untuk dijadikan Desa Wisata Andalan. Kemenpar pun memperlihatkan pendampingan eksklusif kepada masyarakat desa tersebut.
Kepala Sub Bidang Kemitraan Usaha Masyarakat pada Kemenpar RI Rulyta Marsuri Rachmaesa mengatakan, Desa Lamajang mempunyai potensi besar menjadi desa wisata budaya. “Selain acara kebudayaan lain, di sini sudah ada Rumah Adat Cikondang,” ungkapnya di sela-sela pendampingan masyarakat di Desa Lamajang, Selasa, 18 Juni 2019.
Oleh alasannya itu, kata Rulyta, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk memberi pendampingan. Ia menilai langkah itu diharapkan untuk meningkatkan kompetensi SDM desa itu semoga lebih memahami potensi dan cara pengembangan desa wisata.
“Lewat pendampingan, kami harap masyarakat Desa Lamajang dapat terlatih menjadi pelaku wisata yang baik. Berjiwa giat dan perilaku mentalnya kuat,” kata Rulyta.
Sementara itu trainer sekaligus dosen Program Studi Manajemen Resort dan Leisure UPI Sri Marhamah mengatakan, pihaknya ikut terlibat sebagai bentuk implementasi dari Tridarma Perguruan Tinggi. “Ini bentuk penelitian dan dedikasi kepada masyarakat yang disinergikan dengan jadwal Kemenpar,” ujarnya.
Sri menambahkan, pihaknya akan memperlihatkan sejumlah bahan training kepada masyarakat Desa Lamajang. Di antaranya terkait pemanduan atau pramuwisata, pengelolaan desa wisata pembuatan jalur (treking), bahan pelayanan prima dan lain-lain.
Terkait potensi Desa Lamajang, Sri pun mengakui desa itu cukup lengkap. Namun sayang selama ini potensi itu belum digali dan dikembangkan secara optimal.
“Di sini ada Situs Rumah Adat Cikondang, Situs Batu Eon, Arung Jeram dan Gunung Tilu. Banyak juga potensi lain yang dapat digali untuk membuat atraksi dan wahana baru,” kata Sri.
Menurut Sri, gaya kaum milenial yang gemar berswafoto dan mengunggahnya di media sosial, merupakan segmen pasar potensial. “Jadi kenapa di sini tidak kita kembangkan titik-titik (spot) swafoto?,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Lamajang Yusep Kurnia mengatakan, hampir 80 persen warganya berprofesi sebagai buruh tani. Oleh alasannya itu ia berharap pendampingan tersebut dapat mewujudkan desanya menjadi destinasi wisata andalan Kabupaten Bandung bahkan Jabar dan Indonesia.
“Kami berharap ke depan dapat sinergi dengan Pemkab Bandung, Pemprov Jabar dan pemerintah sentra untuk pengembangan desa kami. Barangkali ada anggaran yang dapat diserap oleh desa kami,” kata Yusep.***