TEMPO.CO, Jakarta – Kisruh kepimpinan olahraga di Filipina dibutuhkan tidak mengganggu persiapan negara tersebut dalam menggelar pesta olahraga Asia Tenggara, SEA Games 2019, pada November mendatang.
“Mari kita fokus seratus persen untuk kiprah besar itu,” kata Ketua Komisi Olahraga Filipina (PSC) William Ramirez dalam konferensi pers di Vito Cruz, Manila, Kamis.
Ramirez yang juga sebagai Chef de Mission Kontingen Filipina untuk SEA Games 2019, menyerupai dikutip kantor isu Filipina (PNA) juga meminta para atletnya tidak terpengaruh oleh rumor terkait kepemipinan olahraga di negara tersebut.
“Kami harus mengisolasi atlet-atlet kami dari permasalahan itu, biar mereka sanggup fokus pada kiprah mereka,” kata Ramirez.
Sebelumnya, Selasa, ketua POC Vargas menyatakan mundur dari jabatannya dengan alasan “ingin memberi kesempatan pada orang lain yang mempunyai waktu dan impian untuk sanggup menciptakan POC lebih efektif.”
Wakil ketua I POC Joey Romansanta eksklusif mengambil alih posisi Vargas selaku ketua POC.
Namun Chairman POC Abraham Tolentino menilai Romasanta tidak layak untuk menjadi ketua POC, dan ia menyerukan untuk diadakannya sidang khusus untuk pemilihan ketua baru.
Seperti diberitakan Philstar, mundurnya Vargas juga terkait problem pesiapan SEA Games 2019.
Panitia Penyelengaran SEA Games FIlipin (Phisgoc) yang berbentuk yayasan dan dipimpin oleh anggota kongres Alan Peter Cayetano, mengerahkan tim tanpa persetujuan dari dewan POC.
Meski Cayetano ditugaskan untuk persiapan SEA Games, namun kepengurusan di bawahnya layaknya komite adhoc di bawah POC, yang bukan yayasan yang mempunyai kewenangan untuk menjalin kontrak dengan sponsor dan pemasok.
Karena tidak ada persetujuan dari dewan POC, maka delapan dari 13 anggota dewan pun mempertanyakan legalitas pernyelenggara SEA Games 2019, termasuk dalam pembuatan logo, maskot dan motto SEA Games.
Masalan legalitas itu juga besar lengan berkuasa pada pemasaran dan persiapan-persiapan lainnya.