Wakil Bupati Pidie Akan Usut Stempel Gubernur Aceh Di Lkpj

FAST DOWNLOADads
Download





Stempel Gubernur di LKPJ Kabupaten Pidie.

Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie, Aceh, Kamis (20/6) seketika gaduh dan riuh. Sebabnya seorang anggota dewan, Isa Alima, mengkritisi lembar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Kabupaten Pidie tahun anggaran 2018, berstempel Gubernur Aceh.


Padahal, lembar LKPJ Kabupaten Pidie tersebut diteken dan dibacakan pada sidang paripurna DPRK Pidie oleh Wakil Bupati (Wabup) Pidie, Fadhlullah T.M. Daud. Sejumlah anggota dewan pun saling bertanya. Kejadian itu, berdasarkan Isa Alima, yaitu perbuatan konyol, memalukan, dan sangat fatal.


Atas insiden itu, acehkini menghubungi Fadhlullah melalui panggilan telepon, pada Kamis (20/6) malam. Ia bercerita panjang lebar kronologis perumusan LKPJ yang ia bacakan, tanda tangan dirinya, hingga dibubuhi stempel Gubernur Aceh.


Berikut wawancara lengkap acehkini dengan Wabup Pidie, Fadhlullah T.M. Daud:


Kenapa ada stempel Gubernur Aceh di lembar LKPJ yang Anda tandatangani?


Seharusnya yang tanda tangan Pak Bupati, cuma sebab bupati kiprah di luar dan rapat paripurna hari ini, jadi aku yang datang. Prosedur tanda tangannya bahwa dokumen pidato bupati inikan yang rumuskan, dan konsepkan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan (BPKK) Pidie. Selanjutnya dibaca oleh mereka, kemudian dibawa ke asisten III, dari sana ke Sekda (Sekretaris Daerah). Ini kan sudah dibaca bolak-balik oleh mereka, terakhir diparaf. Kemudian gres dibawa ke saya, aku baca sekali, aku lihat tidak ada lagi hal yang menyimpang, maka aku tanda tangan. Setelah tanda tangan gres mereka bawa lagi, yang stempel kan sesudah itu semua.


Yang bawa ke Anda itu orang dari BPKK?


Itu biasanya eksklusif oleh BPKK.


Berarti yang stempel orang BPKK?


Itu tidak tahu darimana diambil dan siapa yang stempel. Makanya kita suruh cek dulu semuanya. Siapa dan di mana stempel.


Biasanya, sesudah Anda tanda tangan siapa yang stempel?


Itukan sanggup di serpihan umum, kadang kala memang di dinas yang punya hajatan. Kaprikornus yang niscaya kan biasanyakan di serpihan umum. Tapi jikalau ini apakah di serpihan umum atau BPKK itu akan dicek dulu. Kaprikornus begini, sesudah aku tandatangani, diperbanyak gres distempel, semoga berair semua stempelnya. Setelah itu gres di bawa ke DPRK. Kalau sudah diperbanyak, berarti yang distempel berair juga banyak.


Apakah yang menstempel tidak menyadari kekeliruannya? Atau memang disengaja?


Iya, itu mana tahu kita. Itu kan urusan pihak yang stempel. Tapi aku berbaik sangka untuk mereka. Saya juga tidak paham. Karena yang aku yakini semua masyarakat di Pidie ini kan pastilah semuanya ingin kita ini berbuat baik untuk tempat kita.


Nanti ada lagi yang bilang ada orang yang skenariokan, sabotase, dan lain-lain (tertawa). Makanya aku untuk sementara masih berbaik sangka kepada semua masyarakat, sebab kita kan ingin berbuat baik untuk masyarakat.


Selanjutnya?


Tadi pagi (Kamis pagi) sidang. Sebenarnya sudah kemarin diberikan konsep pidato. Cuma biasanya sebab kemarin sudah aku baca sekali konsep pidato, jadi itu aku letakkan saja. Baru aku dikasih kembali oleh asisten dikala mau masuk ke gedung dewan. Saya ambil aku pegang. Kemudian gres eksklusif begitu sesudah pembukaan sidang semuanya, pengantar dari pimpinan sidang. Kemudian aku dipersilahkan membaca pidato. Setelah membaca pidato, tau-tau ada interupsi.


Dari anggota dewan?


Interupsi anggota dewan. Saya kira ini enggak lazim begini, diinterupsi pidato. Selama aku sudah hampir dua tahun, selama ini aku terus hadir di DPRK, sesudah paripurna ada interupsi begini. Tahu-tahu yang disampaikan itu perkara stempel. Begitu aku buka Masya Allah.


Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah T.M. Daud. Foto: Humas Pemkab Pidie

Anda kaget?


Oh bukan lagi kaget. Sangat terkejut sekali. Saya hampir tidak menguasai diri. Tapi sebab di lembaga sidang terhormat kan. Cuma sesudah itu dikasih kesempatan oleh pimpinan sidang untuk memberikan sesuatu. Maka aku memberikan bahwa ini yaitu sebuah kesalahan. Yang pertama kesalahan ini yaitu sebuah kesalahan yang tidak sanggup kita tolerir. Dan yang kedua ini yaitu sebuah kesalahan yang semua kita tidak menginginkan. Ketiga, ini kesalahan yang sangat sulit kita maafkan.


Apalagi, aku lebih kaget ternyata stempelnya. Kalau salah cap dengan stempel dinas atau apa kan beda lah. Ini dengan stempel gubernur. Saya eksklusif bilang ibarat itu. Kemudian aku atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Pidie meminta maaf kepada sidang dewan terhormat. Karena ini semua kita sangat tidak menginginkan hal ini terjadi. Setelah itu semua penerima sidang dewan terhormat mendapatkan usul maaf. Tapi soalnya ini sebuah kesalahan, kita akan melaksanakan penilaian internal. Kemudian kita akan menilik tuntas ini.


Termasuk menilik siapa yang menstempel?


Iya, siapa yang stempel. Kok ada stempel itu. Semuanya lah kita usut tuntas. Dan aku eksklusif perintahkan inspektorat, asisten III, kemudian serpihan aturan untuk meneliti ini dan menginvestigasi. Mengusut tuntas problem ini lah intinya.


Biar tau di mana, mengapa, semuanya terjawab nanti secara benderang sudah pasti. Karena sesudah momen ini juga harus betul dijadikan pelajaran untuk kita penilaian total.


Humas Pemerintah Aceh menyampaikan stempel Gubernur Aceh di Pidie itu palsu, bagaimana ini?


Mestilah. Mana mungkin asli.


Apakah itu gres pertama kali ditemukan atau memang sebelumnya sudah pernah digunakan?


Kita kan enggak tahu. Saya sama sekali tidak mengerti itu.


Kalau terungkap orang yang menstempel, akan menilik dugaan telah dipakai sebelumnya?


Kita harus menilik betul itu. Kalau memang sudah tahu siapa, harus diklarifikasi dan kemudian kita usut tuntas semuanya. Karena kami sama sekali enggak ngerti. Yang kita tahu ada stempel Bupati, Sekda, dinas-dinas jikalau ada stempelnya di Kabupaten Pidie. Stempel rumah sakit, Puskemas, kantor camat. Di Kabupaten Pidie kan itu semua stempelnya.


Setelah insiden ini, sudah berkomunikasi dengan pihak Pemerintah Aceh, dalam hal ini Kantor Gubernur Aceh?


Sudah niscaya kepada semuanya kami minta maaf. Tapi komunikasi eksklusif kan belum. Kami lebih mengutamakan ketertiban internal dulu. Ternyata banyak hal yang harus dibenahi. Perlu kita usut secara mendalam dulu ini. Apa-apaan ini. Kok udah stempel Gubernur di kabupaten.


Kami niscaya akan meminta maaf atas keteledoran ini. Kami akan menawarkan jawaban-jawaban kepada pemerintah Aceh. []



Reporter: Habil Razali






>>Artikel Asli<<


FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url