TEMPO.CO, Pangkalpinang – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha timah di Bangka Belitung sanggup menjalankan kegiatan operasional perusahaan lebih sehat. Hal tersebut terkait dengan terhentinya kegiatan ekspor perusahaan peleburan (Smelter) swasta timah semenjak Oktober 2018.
“Ada beberapa kasus terkait itu (terhentinya ekspor). Kita tahu di sini cuma ada beberapa player. Kita dorong lagi supaya playernya ini sanggup mendorong supaya praktiknya lebih sehat,” ujar Airlangga kepada wartawan di Novotel Bangka, Sabtu, 22 Juni 2019.
Airlangga menyampaikan kementerian yang dipimpinnya akan melihat lagi beberapa kasus yang dialami para eksportir timah semoga industri timah kembali bangkit.
“Kita lihat para pemainnya ini memang terbatas. Dari kondisi ini, nanti kita lihat lagi ke depannya,” ujar dia.
Menurut Airlangga, yang menarik ketika ini dari komponen lain timah yaitu rare earth atau Logam Tanah Jarang (LTJ). Rare earth, kata dia, sangat strategis dikembangkan alasannya yaitu sanggup menjadi materi baku baterai.
“Rare earth ini sanggup diambil dari by product timah. Itu jadi kepingan dari materi baku pembuatan baterai. Makara sangat strategis. Makara kita sedang mengarah ke sana,” ujar dia.
Airlangga menambahkan pengembangan pengelolaan rare earth di Bangka Belitung seiring dengan rencana Indonesia untuk mendorong industri kendaraan beroda empat listrik pada 2022 mendatang.
“Saat ini kita sedang melaksanakan penelitian untuk mengarah ke sana. Kita sudah punya rencana untuk mendorong kendaraan beroda empat listrik,” ujar Airlangga Hartarto.