Jimly menyampaikan rekonsiliasi dapat secara alamiah terjadi.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie meminta para tokoh politik dengan kesadaran hati mulai mengurangi ujaran kebencian pascaputusan Mahkamah Konstitusi soal sengketa hasil Pilpres 2019. Dengan demikian, menurutnya rekonsiliasi secara alamiah akan terwujud.
“Mengurangi ujaran kebencian, mengurangi statemen-statemen yang saling ”ngenyek” (mencibir),” kata Jimly seusai program silaturahim DPR di Kantor DPD RI di DIY, Yogyakarta, Sabtu (29/6).
Menurut Jimly, para pihak yang sebelumnya berada pada kubu pasangan Prabowo-Sandiaga Uno maupun Jokowi-Ma”ruf Amin sudah harus saling menghargai satu sama lain. Apalagi, baik kubu yang kalah maupun yang menang dari sisi jumlah sama-sama banyaknya.
“Yang satu 78 juta (pendukung), yang satunya 85 juta. Kaprikornus kita harus menang tanpa ”ngasorake” (merendahkan) dan kalah juga jangan mencibir,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
Pascaputusan MK, berdasarkan dia, rekonsiliasi akan secara alamiah terwujud. Meski demikian, komunikasi publik juga harus terus diperbaiki. “Misalnya, di medsos jangan ada lagi (ujaran kebencian) supaya demo di jalanan juga tidak perlu ada. Kaprikornus demo di darat dan demo di udara tidak diharapkan lagi,” ucapnya.
Ia juga berpesan semoga seluruh pihak tidak gampang terpancing dan tersinggung perasaannya apabila ada statemen di medsos yang tidak tepat. “Jangan ada yang ”baper” bawa perasaan. Kadang ada (komentar) anak muda di twitter, ya tidak usah dibaca, tidak udah ditanggapi,” tegasnya.