Akses Masuk Curug Parigi Yang Katanya Jadi Objek Wisata Ditutup : Okezone News

BEKASI – Destinasi wisata pada suatu daerah selalu menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung. Hal ini menciptakan banyak pemerintah daerah berbondong-bondong mengeksplorasi potensi pariwisata yang ada di daerahnya, untuk kemudian ditata dan dibangun seindah mungkin.
Lokasi wisata tak hanya bisa menambah pundi-pundi kas daerah, tapi juga turut meningkatkan perekonomian warga sekitar seiring melonjaknya wisatawan yang datang.
Sayangnya, beberapa daerah yang mempunyai potensi wisata masih belum digarap maksimal oleh pemerintah daerah. Curug Parigi misalnya, penderasan mini yang berlokasi di Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat ini sangat berpotensi untuk dijadikan lokasi wisata.

Pemkot Bekasi pun pada 2016 kemudian sempat mewacanakan pengembangan Curug Parigi untuk lokasi wisata. Namun, wacana tersebut hanya mimpi karena berpolemik dengan sang pemilik tanah, PT Peni Jaya Haribaja. Dan semenjak 10 bulan terakhir, Curug Parigi pun ditutup untuk umum oleh PT Peni.
“Lahan itu semua yang punya PT Peni Jaya. Karena lahan semua punya dia, risikonya curug itu ditutuplah sama yang punya tanah. Kurang lebih 10 bulan,” kata Iwan Setiawan, Ketua RT 01 RW 06, Kampung Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi kepada Okezone, Minggu (30/6/2019).
Menurutnya, wacana Pemkot Bekasi untuk membangun lokasi wisata Curug Parigi sudah berjalan dengan matang. Pemkot bahkan sudah menciptakan beberapa skema Curug Parigi untuk dijadikan sebagai lokasi wisata resmi.
“Sampai gambar pun saya sempat lihat di ruang kerja Walikota, sangat bagus. Bahkan pihak kelurahan juga sempat berbicara mau ada ini itu. Menurut saya mengapa tidak hingga terlaksana harapan Pemkot untuk buat pariwisata, itulah lahannya memang tidak ada untuk saluran jalan. Karena semua Curug Parigi itu punya PT Peni,” ujarnya.
Padahal, kata dia, masyarakat setempat kala itu sangat bersemangat mendengar Curug Parigi akan dikembangkan menjadi lokasi wisata, alasannya ialah sudah niscaya akan kuat terhadap peningkatan perekonomian mereka.
“Saya sebagai Ketua RT sangat mendukung sekali. Kaprikornus disitu pastilah nantinya ada peningkatan perekonomian. Yang namanya pariwisata pastilah, souvernir, makanan, warung-warung niscaya ada. Karena saya lihat gambarnya sendiri manis sekali. Masyarakat pun bekerjsama sangat menanti-nantikan. Kapan sih curug ini bisa dikelola sama Pemkot,” paparnya.
“Bahkan kemarin saya sempat dengar mau dibuatkan jalan alternatif, dengan menyisir sungainya untuk pribadi ke Curug Parigi. Bahkan dengar-dengar ada pengukuran lah, ada patok ini patok itu, tapi hingga detik ini itu tidak ada realisasinya dari Pemkot Bekasi,” keluh Iwan.
Iwan menceritakan, ikhwal kepemilikan lahan sekitar Curug Parigi seluas 29 hektare oleh PT Peni Jaya itu terjadi pada 1998 silam. Kala itu PT Peni berencana mengakibatkan lokasi tersebut sebagai daerah industri.
“Itu setahu saya memang ada dari Probo Sutejo, satu lagi dari masyarakat saya. Kalau nggak salah jual belinya itu 1998. Dari PT itu dulu rencananya mau dijual global 29 hektare yang akan dibentuk daerah industri. Bahkan kemarin 2018 mau dibuatkan kavling, dibuatkan sampel ini itu, tapi hingga kini belum laku,” ungkapnya.
Iwan berharap ke depannya Pemkot Bekasi bisa merealisasikan wacana mengakibatkan Curug Parigi sebagai lokasi wisata. Karena menurutnya, keberadaan Curug Parigi sedikit banyak telah diketahui oleh masyarakat luas. Terlebih dengan perkembangan internet yang pesat dikala ini, mengakibatkan Curug Parigi kerap dikunjungi oleh warga hingga luar daerah.
“Karena pertumbuhan digital, Curug Parigi menjadi populer melalui media sosial, internet hingga YouTube. Karena jika mau dari dulu. Curug Parigi itu cakepnya dulu, bukan sekarang. Kalau dulu kaya hutan, airnya jernih, gak kaya sekarang,” tutupnya.
