Mengintip Proses Latihan Pertunjukan Kelas Dunia ‘I La Galigo’
Jakarta – Pertunjukan kelas dunia ‘I La Galigo‘ segera menyapa pencinta seni Tanah Air mulai malam ini hingga 7 Juli 2019. Bertempat di Ciputra Artpreneur, pentasnya sudah mendapat ratifikasi dunia internasional.
detikHOT pun berkesempatan menonton proses latihan ‘I La Galigo’ di Ciputra Artpreneur Theatre tadi sore. Tepat pukul 16.20 dari rencana awal pukul 14.30 WIB proses latihan terakhir kalinya tim ‘I La Galigo’ pun dimulai.
Itu yaitu proses latihan sebelum manggung yang dibuka untuk umum malam ini. Latihan ‘I La Galigo’ pun disutradarai eksklusif oleh Robert Wilson yang hadir di Jakarta kali ini dan awak media dapat menyaksikannya hingga 1,5 jam lamanya.
Layar berskala besar menjadi latar dari pertunjukan ‘I La Galigo’. Layar itulah yang menjadi kunci dari pencahayaan, adegan per adegan hingga klarifikasi dari dialog-dialog dalam bahasa Bugis tersebut.
Foto: dok. image dynamics |
Bagian pertama pertunjukan ‘I La Galigo’ menceritakan wacana asal muasal penciptaan dunia dari yang kosong hingga diisi oleh makhluk hidup dan manusia. Alkisah dalam naskah kuno Bugis ‘Sureq Galigo’, Batara Guru turun ke bumi menjadi raja dan anaknya La Tiuleng pun menggantikannya.
“Kamu dihentikan menikahi saudara kembarmu, dihentikan ada perkawinan sedarah. Atau kerajaan ini akan runtuh,” tutur ayahnya dikala Sawerigading meminta izin.
‘I La Galigo’ yang merupakan karya musik-teater ini diceritakan lewat gerak tari, gerak tubuh, soundscape, dan penataan musik hasil gubahan Rahayu Supanggah. Sejak awal layar berskala besar dan penata musik yang ada di atas panggung memukau awak media.
Untuk membuat verbal yang serba dramatis, sebanyak 70 instrumen musik, mulai dari instrumen tradisional Sulawesi, Jawa, dan Bali dimainkan oleh 12 musisi. Penataan musik dan suara yang ada dalam pertunjukan berdurasi dua jam ini tidak main-main.
“Tahun kemudian dikala pembukaan IMF kami mendapat sambutan yang bagus. Karena itu kami tidak jadi memulangkan properti dan kostum ‘I La Galigo’ ke Milan. Bu Rina Ciputra pun meminta aku untuk dapat melaksanakan pentas di sini,” ujar Ketua Yayasan Bali Purnati dan Direktur Artistik ‘I La Galigo’, Restu I.Kusumaningrum di Ciputra Artpreneur Theatre, Rabu (3/7/2019).
Pentas ‘I La Galigo’ digelar pada 3,5,6, dan 7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur Theatre. Tiketnya dibanderol Rp 475 ribu hingga Rp 1.850.000.
(tia/nu2)