Tangerang, IDN Times – Pemilu serentak telah berlangsung pada 17 April mendatang. Menariknya, meski hasil Pilpres 2019 dimenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Parbowo Subianto-Sandiaga Uno, namun hasil Pileg dimenangkan partai pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko “Jokowi” Widodo-Ma’ruf Amin. Kedua pasangan selisih bunyi 1,5 juta lebih.
Hasil Pileg baik di tingkat dewan perwakilan rakyat RI, DPRD I tingkat provinsi dan DPRD II tingkat kabupaten/kota banyak dimenangkan partai pendukung paslon 01, menyerupai Golkar dan PDIP. Kendati, Gerindra yang memang dari pemilu 2014 kemudian masuk dalam tiga besar perolehan pileg di Banten, tahun ini juga cukup bertambah signifikan suaranya.
Berikut fakta-fakta peta politik di Banten pasca-pemilu serentak 2019:
1. Kalah di Pilpres, partai pengusung paslon 01 di Banten raih dingklik Senayan terbanyak
Berdasarkan data DB-1 Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk Pileg dewan perwakilan rakyat RI, PDIP mendapat lima kursi, Gerindra empat kursi, Golkar tiga kursi, PKS tiga kursi, Demokrat tiga kursi, PAN dua kursi, PPP dan PKB masing-masing satu kursi.
Bahkan, salah satu caleg PDIP yang juga mantan Gubernur Banten Rano Karno memperoleh 274.294 suara. Jumlah bunyi Rano tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah bunyi pesaingnya.
Baca Juga: Mereka Ini yang Bakal Duduk di Kursi DPRD Banten
2. Partai pendukung paslon 01 kuasai dingklik DPRD II di lima kota/kabupaten di Banten
Hal serupa terjadi di DPRD II tingkat kabupaten/kota di Banten. Perolehan bunyi partai pengusung paslon 01, Golkar dan PDIP mendominasi perolehan dingklik dengan merebut kemenangan di lima kabupaten/kota.
Kemenangan tersebut diperoleh Golkar di Kabupaten Serang, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang Selatan. Sedangkan, PDIP meraih kemenangan di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
Kelima tempat tersebut, kecuali Tangerang Selatan, pada Pilpres 2019 dimenangkan pasangan Prabowo-Sandiaga. Di Tangerang Selatan, Jokowi-Ma’ruf hanya sanggup menang tipis.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sedangkan, tiga tempat sisanya menyerupai Kota Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dimenangkan Gerindra.
3. Gerindra hanya menang untuk dingklik DPRD I
Meski menang di dingklik dewan perwakilan rakyat RI dan DPRD tingkat II kabupaten/kota, partai pengusung paslon 01 di DPRD I dimenangkan Gerindra dengan 16 kursi, disusul PDIP 13 kursi, Golkar 11 kursi, PKS 11 kursi, dan Demokrat sembilan kursi.
Urutan berikutnya PKB tujuh kursi, PAN enam kursi, PPP lima kursi, NasDem empat kursi, Hanura satu kursi, dan dua partai gres yaitu PSI dan Partai Berkarya berhasil merebut masing-masing satu kursi.
4. Lalu apa yang menciptakan bunyi Pilpres dan Pileg tidak singkron?
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syech Yusuf (Unis) Tangerang Adib Miftahul menganggap meski ada fenomena perbedaan kemenangan Pilpres dan Pileg 2019 di Banten, namun hal ini sudah sanggup diprediksi dari tingkat pengetahuan politik yang sanggup dilihat pada masyarakat Banten dari tahun-tahun sebelum pemilu 2019.
Adib pertanda jikalau pada pilpres masyarakat hanya melihat dua figur, politik identitas akan sangat besar lengan berkuasa kuat. Namun dalam pileg, politik identitas tak laris alasannya yakni tak ada satu pun partai berbasis agama yang memenangkan dingklik di salah satu kota/kabupaten di Banten.
“Tapi kalau untuk pileg tidak, masyarakat akan lebih pragmatis, akan melihat mana yang paling cepat menunjukkan keuntungan, di situlah money politic sering terjadi,” jelas Adib kepada IDN Times, Kamis (20/6).
Menurut pengamatan dia, kekuatan yang lebih mendominasi justru politik dinasti. Jika dibandingkan dari beberapa dinasti yang ada di Banten, kekuatan politik dinasti Atut Chosiyah dengan anaknya Andiara yang maju untuk DPD Banten lebih kuat dengan perolehan suaranya mencapai 1 juta lebih.
“Selanjutnya Dinasti Dimyati yakni suami Bupati Pandeglang, walaupun pindah-pindah partai suaranya masih tetap kuat. Anaknya pun masuk dewan perwakilan rakyat RI. Mungkin dari situ saya meyakini bahwa pragmatis politik dinasti itu masih kuat. Terutama di daerah-daerah di luar penyangga Jakarta menyerupai Serang, Cilegon, Lebak, dan Pandeglang,” kata dia.
Baca Juga: 5 Politik Dinasti Bertabur Ambisi di Indonesia