Waspadai Hipertensi, Dinkes Kepri Imbau Masyarakat Tingkatkan Contoh Hidup Sehat
TRIBUNBATAM.id – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, menganalisa bahwa masyarakat di Kepulauan Riau mulai banyak yang terserang Hipertensi yang disebabkan oleh rujukan hidup yang kurang sehat.
Maka dari itu Dinkes Kepri mulai menghimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat semoga terhindar dari penyakit yang biasanya diderita oleh orang-orang berusia di atas 40 tahunan ini.
Hipertensi ialah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri ialah kekuatan anutan darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini sanggup berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh kegiatan apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Hipertensi ialah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik ialah tekanan maksimal lantaran jantung berkontraksi, sementara tekanan diastolik ialah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung beristirahat).
Memahami angka tekanan darah normal tidaklah mudah, terutama dengan istilah menyerupai “sistolik”, “diastolik”, dan “milimeter merkuri” (mmHg). Namun, bila Anda ingin menjaga tekanan darah tetap terkontrol, penting untuk mengetahui apa yang dianggap normal, dan kapan tekanan darah dikatakan terlalu tinggi alias hipertensi.
Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik dan diastolik berada di kisaran ini, maka Anda sanggup disebut mempunyai tekanan darah normal. Seseorang gres disebut mempunyai darah tinggi atau mengidap hipertensi bila hasil pembacaan tekanan darah mengatakan 140/90 mmHG. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.
Namun begitu, mempunyai tekanan darah normal bukan berarti Anda sanggup bersantai. Saat angka sistolik Anda berada di antara 120-139, atau bila angka diastolik (angka bawah) berkisar di 80-89, ini artinya Anda mempunyai “prehipertensi”.
Meskipun angka ini belum sanggup dianggap hipertensi, tetap saja ini di atas angka normal. Orang-orang yang sehat juga dianjurkan untuk melaksanakan langkah pencegahan untuk menjaga semoga tekanan darah tetap berada di kisaran normal, sekaligus menghindari risiko hipertensi dan penyakit jantung.
Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas 180/110 mmHg, atau bila mempunyai tekanan sistolik atau diastolik yang lebih tinggi dari angka ini, Anda berisiko menghadapi persoalan kesehatan yang sangat serius. Angka ini mengatakan kondisi yang disebut krisis hipertensi. Jika tekanan darah Anda hingga setinggi ini, dokter biasanya akan mengukur kembali sehabis beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat darah tinggi darurat.
Hampir semua orang sanggup mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut angkanya dikala ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang sampaumur di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025.
Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 mengatakan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) mengatakan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka niscaya di dunia konkret mungkin sanggup lebih tinggi dari ini lantaran banyak orang yang tidak menyadari mereka mempunyai tekanan darah tinggi.
Hipertensi ialah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-diam” lantaran penyakit ini tidak menimbulkan tanda-tanda jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin menjadikan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati sempurna waktu, hipertensi sanggup menjadikan komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab simpulan hidup akhir hipertensi tertinggi di Indonesia.