Medan Gaya Dalam Koleksi Adibusana Animo Gugur Iris Van Herpen
Fashion is art you can wear, dan gaun-gaun adibusana rancangan Iris van Herpen merupakan bukti konkret atas manifesto itu. Karyanya selalu menampilkan pakaian-pakaian futuristik dengan nilai artistik dan kompleksitas teknik yang tinggi.
Herpen rasanya tidak berhenti mengeksplorasi aneka macam teknik produksi garmen. Untuk koleksinya kali ini ia memakai teknik suminagashi atau proses pewarnaan dalam air yang menghasilkan garis dari riak-riak tinta untuk kemudian diproses lebih lanjut. Hasilnya yaitu helai-helai kain yang menyusun pakaian meliuk dan membentuk contoh yang terlihat ibarat medan gaya.
Tak hanya itu, Herpen juga memakai teknik pemotongan laser “glitchI” yang ia gunakan untuk menciptakan gaun Met Gala Jordan Roth yang ikonis. Namun, kali ini ia memakai kain dengan motif bunga-bunga eksotis. Efeknya menciptakan memandangi gugusan gaun demi gaun rancangan Iris van Herpen untuk koleksi adibusana demam isu gugur 2019 ibarat terhipnotis.
Membandingkan gaun-gaun tersebut dengan medan gaya rasanya cukup pas. Apalagi kali ini ia juga menggandeng pemahat kinetis asal Amerika, Anthony Howe. Karyanya bertajuk “Omniverse” dipajang di Élysée Montmartre dan menjadi latar pagelaran dengan panah-panah yang berputar pada sumbu yang melengkung.
Instalasi itu pula yang menjadi ilham gaun terakhir dalam koleksi ini: sebuah gaun dengan sayap buatan yang sanggup berputar terbuat dari auminium, stainless steel, dan bulu. Meski gaun ini mempunyai sistem mekanik yang memungkinkannya bergerak pada pagelaran, tapi Herpen menjelaskan bahwa sayap-sayap pada gaun itu juga akan tetap bergerak saat tertiup angin layaknya instalasi Howe. Musim ini, Herpen masih menjadi yang terdepan dalam pengembangan desain dan teknologi. Ibaratnya, dialah ilmuwan fashion di masa kini. (Teks: Shuliya Ratanavara/Foto: Dok.Iris van Herpen)