Viral Di Paris, Tenun Troso Nimbrung Dituding Jiplak Tenun Ikat Sumba
JAKARTA, REQnews – Dua pelajar Sekolah Menengah kejuruan NU Banat Kudus, Fitria Noor Aisyah (19) dan Farah Aurellia Majid (17) mendadak viral di media sosial. Mereka menjadi perwakilan siswi Sekolah Menengah kejuruan se-Indonesia untuk menghadiri ajang fashion show skala internasional “La Mode” Sur La Seine à Paris yang digelar oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Dalam ajang tersebut, keduanya mengusung tema Troso Nimbrung, yang merupakan kain tenun khas Troso Jepara. Sayangnya, pada Sabtu 29 Juni 2019 muncul petisi “Gugat Pemalsu Tenun Ikat Sumba” yang dibentuk oleh oleh Herman Umbu Billy.
Petisi tersebut ditujukan kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Barat, Bupati Sumba Tengah, Bupati Sumba Barat Daya. “Sebetulnya aku tidak begitu gelisah ketika tenun ikat kita dipalsukan, sebab yang orisinil mempunyai segmen dan kehormatannya sendiri. Namun pada ketika mereka membawa klaim bahwa motif ini milik mereka (Tenun Troso Jepara) diajang Internasional aku rasa kita dihentikan membisu apalagi dibiarkan…,” tulis Herman sebagai kata pengantar dalam petisi tersebut, menyerupai dikutip dalam laman change.org, Kamis 3 Juli 2019.
Hingga gosip ini dibuat, sudah terdapat 11.226 orang yang telah menandatanganinya. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Nasta’in pun angkat bicara soal polemik tenun Troso.
“Troso tidak mengklaim motif tenun dari kawasan lain, sebab mempunyai motif sendiri,” kata Nasta’in.
Terkait kesamaan motif, Nasta’in, menyebutkan bergotong-royong tidak ada maksud untuk menjiplak. Sebab perajin di Troso sudah jamak menerima pesanan dari banyak sekali kawasan di Indonesia.
Contoh, Bali, Sumba, atau Toraja. Motif yang diproduksi perajin Troso pun menyesuaikan dengan motif kawasan pemesan. “Kami tidak pernah mengklaim motif dari Sumba. Kalaupun ada pesanan kawasan lain motifnya khas sana, ya namanya sesuai dengan kawasan sana. Misal tenun motif khas Toraja,” kata Nasta’in
Troso Nimbrung sendiri diketahui terinspirasi dari pantai dan bahari di kawasan pesisir Jawa Tengah. Koleksi tersebut mengeksplorasi warna bahari dengan motif tenun yang tidak terlihat rumit mengikuti selera pasar Eropa.
Koleksi yang ditampilkan mereka dalam ajang tersebut mencakup dua kategori, adalah busana konvensional dan modest wear dengan konsep padu-padan, sehingga buyer tidak harus membeli seluruh outfit, namun sanggup terpisah per item.